Polemik Krisis Air Bersih di Gili Trawangan dan Gili Meno, PEMDA di Harapkan Cepat Beri Solusi

    Polemik Krisis Air Bersih di Gili Trawangan dan Gili Meno, PEMDA di Harapkan Cepat Beri Solusi

    Lombok Utara NTB - Destinasi wisata utama di Kabupaten Lombok Utara Nusa Tenggara Barat adalah kawasan tiga Gili, yaitu Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air. 

    Ketiga Gili ini yang menjadi destinasi wisata favorit saat ini. Di tengah melejitnya perkembangan pariwisata di Lombok Utara kini menghadapi dilema krisis air bersih yang berkepanjangan terutama di Gili Trawangan dan Gili Meno. Sudah hampir satu bulan ini suplai air bersih terhenti dan terjadi krisis air bersih. Situasi ini menimbulkan keresahan dan frustasi di kalangan warga masyarakat dan para pengusaha hotel serta restoran karena saat ini memasuki masa musim libur dan high season terutama pada bulan Juli dan Agustus dengan angka kunjungan wisatawan melebihi 2.000 jiwa per hari. 

    Warga masyarakat dan para pelaku wisata terutama di Gili Trawangan dan Gili Meno menuntut agar Pemerintah Daerah Lombok Utara segera mengambil langkah yang konkrit dan efektif untuk mengatasi masalah ini. Karena jika tidak ada tindakan yang cepat dari Pemda KLU maka dikhawatirkan para pengusaha Hotel dan Restaurant di Gili Trawangan maupun Gili Meno semakin frustasi dan menutup operasional usaha mereka serta mengharuskan tamu mereka untuk check-out, tentu saja hal ini akan memperburuk kondisi/situasi dan citra pariwisata di NTB khususnya di Kawasan tiga Gili tersebut.

    Bahkan permasalahan air bersih di Gili Trawangan dan Gili Meno, Lombok Utara tersebut semakin menjadi rumit karena PT Tiara Cipta Nirwana (TCN) mengeluarkan surat pemberitahuan Nomor 13.244/TIARA/VI/2024 terkait penghentian sementara pendistribusian air di Gili Trawangan dan Gili Meno dengan alasan pihak PT TCN meminta warga masyarakat agar terlebih dahulu menandatangani surat pernyataan dukungan untuk aktivitas pengeboran air yang dilakukan oleh PT TCN agar produksi bisa tetap berlangsung. 

    Namun warga masyarakat menolak aktifitas pengeboran yang dilakukan oleh pihak TCN tersebut, Karena sebelumnya sudah ada limbah yang ditimbulkan dari pengeboran tersebut yang dikhawatirkan dapat merusak habitat ekosistem laut yang justru menjadi daya Tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kawasan Tiga Gili.

    Kepala Desa Gili Indah Wardana, Sp, d beserta para staf dan pegawai Pemerintahan Desa Gili Indah terus berusaha dan berkomitmen untuk tetap menjaga kondusifitas di Kawasan tiga Gili dan kenyamanan bagi para wisatawan yang datang berkunjung ke Kawasan tiga Gili tersebut serta tetap mendorong agar Pemerintah Daerah maupun para stake hoder terkait lainnya untuk secepatnya melakukan upaya konkret mencari solusi terbaik dalam mengatasi masalah air bersih, mengingat pentingnya air bersih bagi keberlangsungan industri pariwisata yang ada di Kawasan tiga gili,

     “Dengan adanya permasalahan air bersih ini dikhawatirkan akan sangat berdampak pada kunjungan wisatawan kedepannya nanti yang secara otomatis akan mempengaruhi juga PAD Daerah mengingat Kawasan tiga Gili merupakan penyumbang terbesar bagi PAD KLU”, ungkapnya kepasa media, Selasa (25/06/2024) . 

    Sampai saat ini Pemda KLU bersama PDAM Amerta Dayan Gunung dan pihak DPRD KLU maupun para stake holder terkait lainnya masih terus berusaha mencari solusi formula terbaik dan tercepat dalam menyelesaikan permasalahan krisis air bersih dikawasan tiga Gili tersebut. (Adb) 

    ntb
    Syafruddin Adi

    Syafruddin Adi

    Artikel Sebelumnya

    Walikota Mataram Apresiasi Kapolresta Mataram...

    Artikel Berikutnya

    Bongkar Kasus Masker, Sat Reskrim Polresta...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Lulus S3 1,5 Tahun: Siapa Bilang Pendidikan Harus Lambat?
    Hendri Kampai: Kelulusan Bahlil adalah Inspirasi Suatu Pencapaian
    Hendri Kampai: Indonesia Dikuasai Oligarki, Jangan Sampai Rakyat Merasa Dijajah 'Kumpeni' Zaman Now

    Ikuti Kami